Menilik kasus kluster baru corona dari ajang pernikahan di wilayah jateng, ternyata pernikahan tersebut tidak diatur baik. Pernikahan tersebut tidak memakai jasa WO atau Wedding Organizer yang mengatur jalannya resepsi. Pada saat ini penggunaan WO penting untuk mengatur jalannya resespsi secara ketat sesuai protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah dan WHO di era new normal . Maka perlu digunakan jasa WO Jogja dengan Protocol Kesehatan New Normal corona.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pernikahan Indonesia, Andie Oyong berharap pemerintah mengizinkan lagi masyarakat menggelar pesta pernikahan dengan menerapkan protokol kesehatan. Dengan menerapkan protokol kesehatan Andie menyebut siap menerapkan protokol yang ketat untuk tamu undangan. Saking ketatnya, Andie bilang, orang akan lebih aman datang ke resepsi pernikahan dibanding pusat perbelanjaan seperti mal dan pasar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan protokol kesehatan di yogyakarta adalah
Tamu undangan di resepsi pernikahan wajib menggunakan masker, kecuali saat makan. Di pintu masuk akan dilakukan pengecekan suhu tubuh untuk memastikan tamu yang datang dalam keadaan sehat.
Orang yang datang akan melewati pengecekan titik suhu. Apabila saat pengecekan titik suhu mereka tidak bisa lewat, maka tamu ini akan dialihkan ke pintu exit ada bilik kesehatan yang disiapkan dari venue masing-masing, ada tenaga medis dan ambulance,
Setelah lolos dari pengecekan suhu, tamu undangan akan diarahkan untuk mencuci tangan. Baik di wastafel yang telah disediakan maupun di kamar mandi terdekat
Rentang waktu juga perlu diperhatikan Kalau dulu resepsi cukup 2 jam, sekarang teman-teman venue memberikan kesempatan durasi ditambah lagi setengah, jadi biasanya 2 jam dikasih 4 jam supaya kita bisa membatasi jumlah tamu per sesi. Satu sesi sudah selesai nanti ada yang namanya jeda sekitar 30 menit sampai 1 jam untuk penyemprotan disinfektan supaya tamu sesi dua bisa masuk dalam ruangan yang sudah aman setidaknya dari yang sesi satu
Dilarang untuk Berjabat tangan sambil ‘cipika-cipiki’ merupakan momen utama yang dilakukan di resepsi pernikahan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Resepsi pernikahan di era new normal hanya bisa memberikan ucapan selamat berupa salam namaste. “Nggak boleh (salamin kedua mempelai), (hanya boleh) namaste,” kata Andie kepada detikcom, Minggu (31/5/2020).
Panggung pelaminan akan dibuat menjadi dua level. Level pertama yang lebih tinggi untuk kedua mempelai dan orang tua, sedangkan panggung yang lebih rendah atau level dua disediakan untuk tamu undangan yang melakukan namaste.
“Panggungnya ada dua level. Satu panggung tapi dua level. Kalau nggak begitu nanti mereka refleks salaman dan pelukan. Jadi kita bikin space ada panggung (yang lebih rendah) buat tamu undangan,” jelasnya.
Tamu undangan masih diperbolehkan untuk foto bersama kedua mempelai di titik yang telah disediakan. Namun hanya menggunakan kamera fotografer, tamu undangan tidak bisa lagi minta difotoin menggunakan handphone sendiri.
“Sudah tidak terima lagi yang namanya foto pakai HP. Kalau dulu setiap kali mau foto entah selfie atau mau foto bersama HP-nya, dikasih fotografer, ini sudah tidak dilakukan lagi untuk keamanan kedua belah pihak si fotografer sama yang punya (HP),
Selain itu, kemungkinan pihaknya akan bekerja sama dengan dompet digital seperti OVO dan Gopay. Hal ini untuk mendukung penggunaan amplop secara elektronik mengingat kedua dompet digital tersebut sudah lebih familiar.